#Endingnya kuserahkan pada kalian....
Bahagiaku adalah surgaku, tawaku adalah ilusiku, senyum adalah topengku, derita adalah anugerahku dan sampai kapanpun semua akan jadi miliku tanpa batas dan tembok yang membendung dalam jerit paduan nada batin dan jiwaku yang hidup seribu sembilan ratus delapan puluh sembilan pada masa yang silam dengan rona yang tak biasa. Pada hari kesembilan belas dengan sapaan dini dari sang mentari dimana bulan sebelum Isa lahir.
Ingin dan harap dalam dekapan mereka menanti pancaran sinar kehidupan dari seonggok debu tanah yang telah tercipta dalam benak dan jiwa.
Thats why i'm doing this....
Mengharap pandangan dalam dekapan putihnya kasih dan gelap malam untuk menitik keabadian dalam damai derai tawa delapan tiang penyokong kekokohan nominal seribu menjadi seratusribu. Pertahanan perisai mengubah arti nominal tersebut hingga terkatung dalam nikmat hedon yang tak berujung.
Apa akan tetap sama dikala prajurit tak lagi memiliki perisainya...???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar